Saturday, September 7, 2013

RHINOFED - OBAT RINITIS

Apa anda tahu tentang Rinitis ? Orang awam banyak yang belum mengetahui tentang Rinitis. Dari sumber terpercaya ( Wikipedia ) Rinitis adalah radang selaput hidung . Rinitis alergi ditandai dengan gejala kompleks yang terdiri dari kombinasi dari: Bersin, hidung tersumbat, gatal hidung, dan Rhinorrhea . Mata, telinga, sinus, dan tenggorokan juga dapat terlibat. Rhinitis alergi adalah penyebab paling umum dari rhinitis. Ini adalah kondisi yang sangat umum, mempengaruhi sekitar 20% dari populasi. Dan Dexa Medica memproduksi obat untuk rinitis tersebut, dan diberi label Rhinofed
Meskipun rinitis alergi bukan kondisi yang mengancam jiwa, komplikasi dapat terjadi dan kondisi secara signifikan dapat mengganggu kualitas hidup, yang mengarah pada sejumlah biaya tidak langsung.

Komposisi Rhinofed :
Stiap tablet mengandung :
Pseudophedrine HCL ----- 30 mg
Terfenadine ----------------- 40 mg

Farmakologi :
Terfenadine adalah suatu  antihistamin baru yang bekerja secara spesifik dan selektif pada reseptor H1, tanpa menimbulkan aktivitas depresi pada saluran saraf pusat. Pseudophedrine (d-isoefedrine ) adalah suatu stereo isomer efedrin. Bekerja sebagai "sympathomimemic agent" secara langsung merangsang reseptor adrenergik. Dalam klinis terfenadine menghilangkan gejala rinitis alergika seperti : bersin, rinore, rasa gatal disekitar hidung dan mata, sedangkan gejala hidung tersumbat diatasi oleh pseudoephedrine.

Indikasi :
Rinitis Alegika dan Rinitis Vasomotor.

Kontraindikasi :
  • Pemakaian obat simpatomimetik dikontraindikasikan pada penderita dengan penyakit kardiovaskular seperti : insufisiensi koroner, aritmia dan hipertensi berat.
  • Wanita hamil, menyusui dan penderita sedang terapi dengan penghambat monoamin oksidase (MAO)
  • Hipersensitivitas terhadap psuedoephedrine dan atau terfenadine.
  • Pemberian bersama ketokonazol dan derivat azol yang lain atau obat golongan makrolid.
  • Penderita dengan gangguan fungsi hati.
Dosis :
Dewasa dan anak diatas 12 tahun : 3 x sehari 1 tablet
Keamanan dan keefektifan pemberian untuk anak dibawah 12 tahun belum ditetapkan.

Kelebihan Dosis ( Over Dosis ) :
Beberapa kasus kelebihan dosis telah dilaporkan, gejalaya bisa berupa aritmia jantung termasuk takikardi ventrikular atau fibrilasi atau torsade de pointes yang terjadi pada dosis berlebih pada dosis 360 mg. Pada dosis 300 mg 2 kali sehari selama 7 hari terjadi perubahan pada EKG yaitu perubahan morfologi gelombang T dan timbulnya gelombang U. Pada kasus kelebihan dosis monitoring EKG harus dilakukan secara intensif. Hemodialisis tidak efektif atau tidak mempengaruhi berdihan terfenadine atau metabolitnya dari darah.

Peringan dan Perhatian :
  • Hati-hati digunakan pada penderita narrow angle glaucoma, hipertensi, diabetes militus dan hipertiroid.
  • Kehamilan dan wanita menyusui.
  • Jangan melebihi dosis yang dianjurkan.
  • Karena terfenadine dimetabolisme secara ekstensif di hati, maka penggunaan terfenadine pada pasien dengan gangguan fungsi hati harus dihindari.
  • Pasien yang diketahui mempunyai kecenderungan QT memanjang mungkin pada pemakainan terfenadine akan menyebabkan QT memanjang dan atau aritmia ventrikular. Oleh karena itu dianjurkan untuk menghindari penggunaan terfenadine pada pasien dengan congenital QT syndrome dan pada pasien yang sedang meminum obat yang dapat memperpanjang inteval QT seperti antiaritma, astemizol dan eritromisin atau pasien dengan hipokalemia yang tidak terkontrol.
Efek Samping :
  • Gangguan saluran cerna : anoreksia, mual, muntah, sakit perut dan mulut kering.
  • Gangguan susunan saraf pusat : insomnia, gelisah dan ansietas.
  • Kardiovaskular : palpitasi, takikardi dan ekstrasistol.
  • Terfenadine jangan menimbulkan efek samping sedasi atau antikolinegik.
  • Efek samping lain yang pernah dilaporkan adalah nyeri abdomen dan dispepsia, alopesia, reaksi anafilaksis, angioedema, aritmia jantung, bronkospasme, gangguan mood, konvulsi, depresi, pusing, sakit kepala, insomnia, ikterus, gangguan fungsi hati termasuk peningkatan transaminasi, gangguan haid, nyeri muskuloskeletal, nightmare, ruam, keringat dingin, tremor dan gangguan visual.
Interaksi Obat :
  • Pemberian obat simpatomimetik pada penderita yang menerima obat penghambat monoamin oksidase dapat menimbulkan krisis hipertensi.
  • Antasida dapat menimbulkan kecepatan absorpsi pseudoephedrine tetapi sebaliknya kaolin menurunkannya.
  • Ketokonazol dan derivat azol yang lain serta antibiotik makrolid akan menghambat metabolisme terfenadine sehingga tidak boleh diberikan bersamaan (kontraindikasi ).

HARUS DENGAN RESEP DOKTER


No comments:

Post a Comment