Tuesday, August 13, 2013

IRVASK - KALBE FARMA

Irvask adalah obat untuk menurunkan tensi darah yang tinggi / hipertensi yang di produksi oleh Sanbe Farma.
Komposisi :
Setiap kaplet Irvask mengandung Irbesartan ----- 150 mg dan 300mg

Farmakologi :
Irbesartan merupakan antagonis reseptor AT1 yang kompetitif dan selektif, yang memiliki afinitas lebih besar (> 8500 kali ) terhadap reseptor AT1 dibandingkan dengan reseptor AT2. Irbesartan diperkirakan bekerja dengan menghambat semua aksi angiotensi-II yang diperantarai melalui reseptor AT1, tanpa memperhatikan sumber dan mekanisme pembentukan angiotensi-II. Antagonisme selektif terhadap reseptor angiotensi-II (AT1) ini menghasilkan peningkatan renin plasma dan angiotensi-II serta penurunan konsentrasi aldosteron plasma. Kadar potasium serum tidak dipengaruhi oleh Irbesartan secara bermakna pada dosis yang direkomendasikan. Irbesartan tidak menghambat ACE (Khinase-II), enzim yang berperan dalam pembentukan angiotensi-II dan juga mengubah bradikinin menjadi metabolit tidak aktif. Aktifitas Irbesartan tidak memerlukan aktifitas metabolik.

Indikasi :
Irvask digunakan untuk pengobatan hipertensi / tekanan darah tinggi. Irvask dapat diberikan sebagai terapi tunggal ataupun dikombinasikan dengan obat antihipertensi lain.


Dosis  dan Cara Pemberian :
Dosis awal dan pemeliharaan Irbesartan yang dianjurkan adalah 150mg satu kali sehari, dapat ditingkatkan sampai 300mg satu kali sehari. Irbesartan dapat diberikan sebelum atau sesudah makan. Irbesartan dengan dosis 150mg per hari umumnya lebih mengontrol penurunan tekanan darah dibandingkan dengan dosis 75 mg per hari. Penambahan Preparat diuretik seperti Hydrochlorothiazide, memberikan efek tambahan pada terapi Irbesartan.

Pada Gangguan Fungsi Ginjal
Tidak diperlukan penyesuaian dosis, akan tetapi pemberian dosis awal yang lebih rendah (75 mg) dapat dipertimbangkan pada pasien-pasien yang menjalani hemodialisis.

Pada Gangguan Fungsi Hati
Tidakdiperlukan penyesuaian dosis pada pasien dengan gangguan fungsi hati ringan - sedang.  Belum ada pengalaman klinis penggunaan Irbesartan pada pasien gangguan fungsi hati yang berat.
Pada Pasien usia lanjut tidak diperlukan penyesuaian dosis. Dan pada pasien anak-anak, belum jelas efektifitas dan keamanannya.

Kontraindikasi :
  • Hipersensitif terhadap Irbesartan
  • Kehamilan trimester ke 2 dan ke 3.
  • Ibu menyusui.

Peringatan & perhatian :
Penurunan voleume intravaskular dan / atau natrium sebaiknya dikoreksi terlebih dahulu sebelum pemberian Irbesartan.  Hipertensi renovaskular : terdapat peningkatan resiko hipertensi berat dan insufisiensi renal pada pasien stenosis arteri renal bilateral yang mendapat obat-obatan yang bekerja pada sistem renin-angiotensi-aldosteron. Walaupun hal ini tidak pernah dilaporkan pada penggunaan Irbesartan, perlu berhati-hati terhadap kemungkinan terjadinya resiko tersebut pada penggunaan antagonis reseptor angiotensi-II. Kerusakan ginjal dan transplantasi ginjal : pemberian Irbesartan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, diperlukan monitoring kalium dan kreatinin serum secara berkala. Belum ada pengalaman penggunaan Irbesartan pada pasien transplantasi ginjal. Hiperkalemia : diperlukan monitoring ketat kadar kalium serum pada pasien dengan kerusakan ginjal, proteinuria karena penyakit diabetes dan / atau gagal jantung, karena hiperkalemia dapat terjadi pada pasien-pasien diatas yang mendapat terapi Irbesartan. Stenosis katup aorta dan mitral : perhatian khusus diberikan pada pasien-pasien dengan stenosis katup aorta dan mitral.  Aldosteronisme primer : pasien aldoteronisme primer secara umum tidak respon dengan obat-obat antihipertensi yang bekerja menghambat sistem renin-angiotensin-aldosteron. Oleh karena itu, pemberian Irbesartan tidak direkomendasikan. Pasien hipertensi dengan diabetes tipe-II dan penyakit ginjal : pengaruh Irbesartan pada kejadian ginjal dan kardiovaskular tidak sama pada semua subgrup, dalam analisa yang dilakukan terhadap penelitian yang melibatkan pasien gangguan ginjal stadium lanjut. Secara khusus, pemberian Irbesartan tampaknya memberikan hasil yang kurang baik pada wanita dan pasien yang berkulit bukan putih. Lithium : pemberian lithium bersamaan dengan Irbesartan tidak direkomendasikan.
Umum : pada pasien yang tonus vaskular dan fungsi ginjalnya terutama bergantung pada aktivitas sistem renin-angiotensin-aldosteron (seperti pada pasien dengan gagal jantung kongestif atau penyakit ginjal, termasuk stenosis arteri ginjal ), terapi menggunakan penghambat angiotensin convertinga enzyme atau angiotensin-II reseptor antagonis yang mempengaruhi sistem ini dapat disertai dengan hipotensi akut, azotemia, oligura, atau (jarang) gagal ginjal akut. Sebagaimana dengan obat antihipertensi lainnya, penurunan tekanan darah yang berlebihan pada pasien dengan kardiopati iskemik atau penyakit kardiovaskular iskemik dapat menyebabkan infark miokard atau stroke. Sebagaimana diketahu dari obat golongan penghambat angiotensin converting enzyme, Irbesartan dan obat-obat antagonis angiotensin lainnya tampaknya kurang efektif dalam menurunkan tekanan darah pada pasien berkulit hitam dibandingkan dengan pasien berkulit bukan hitam, kemungkinan karena kejadian keadaan rendah renin lebih tinggi pada pasien berkulit hitam yang hipertensi.

Efek Samping :
Infeksi saluran nafas, sakit kepala, nyeri otot, pusing, kelelahan/fatique, diare, batuk, nausea, trauma musculoskeletal, nyeri dada, dyspepsia, edema, nyeri abdomen, rash. takikardia, anxietas/cemas.

Interaksi Obat :
Diuretik dan obat antihipertensi lainnya dapat meningkatkan efek hipotensi dan Irbesartan; akan tetapi Irbesartan tetap dapat diberikan dengan aman bersama obat antihipertensi lainnya, termasuk calcium channel blocker maupun beta-blocker. Pemberian Irbesartan pada pasien yang mendapat terapi warfarin atau digoxin tidak memperngaruhi farmakodinamik warfarin (waktu protrombin) maupun farmakokinetik digoxin. Suplemen kalium dan diuretik hemat kalium dapat meyebabkan peningkatan kadar kalium dalam serum.
Kenaikan kadar lithium yang bersifat toksis namun reversibel pernah dilaporkan pada pemberian lithium bersama dengan ACE inhibitor. Efek serupa namun sangat jarang, juga pernah dilaporkan pada Irbesartan.
NSAID : apabila obat golongan angiotensin-II antagonis diberikan bersamaan dengan obat golongan NSAID, seperti penghambat COX-2 selektif, Asetosal (>3 g/hari) dan NSAID yang non-selektif, pengaruh penurunan tekanan darah obat antihipertensi dapat berkurang.  Seperti penghambat ACE, pemberian angiotensin-II antagonis bersamaan dengan NSAID, dapat meningkatkan resiko memburuknya fungsi ginjal, termasuk kemungkinan gagal ginjal akut, dan peningkatan potasium serum, terutama pada pasien yang fungsi ginjalnya sudah terganggu.  Pemberian Irbesartan dengan NSAID harus dilakukan dengan hati-hati, terutama pada pasien usia lanjut. Pasien perlu mendapatkan hidrasi yang cukup, dan perlu dipertimbangkan untuk melakukan pemantauan terhadap fungsi ginjal apabila terjadi gangguan setelah pemberian bersama dan selanjutnya dipantau secara periodik.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

No comments:

Post a Comment